Fakultas Kehutanan UNIKU berdiri sejak tahun 2003 yang pada
awalnya adalah Sekolah Tinggi Kehutanan yang berdiri pada tahun 2001. Tidak ada
perbedaan antara mahasiswa yang masuk sebelum menjadi UNIKU dan yang masuk
setelah menjadi UNIKU, semua mahasiswa diharuskan mengikuti beberapa tahapan
kaderisasi, diantaranya OSPEK, MABIM dan LKKR (pada awalnya disebut Outbond,
lalu Pendidikan Lingkungan Kehutanan). Apalah arti sebuah nama, pada dasarnya
LKKR (Latihan Kepemimpinan Kepribadian Rimbawan) dilaksanakan dengan tujuan agar para RIMBAWAN kelak mampu dan mau
memberikan dedikasinya terhadap hutan dan alam.
LKKR sebagai puncak pengkaderan RIMBAWAN diakhiri dengan
pemberian syal berwarna hijau dengan logo RIMBAWAN, dan syal tersebut merupakan
salah satu identitas RIMBAWAN dikala melaksanakan kegiatan yang diselenggarakan
oleh Fakultas Kehutanan UNIKU.
Disadari atau tidak disadari, sebenarnya syal berwarna hijau
tersebut adalah benda sakral di bagi mahasiswa FAHUTAN, karena tidak semua bisa
mendapatkan syal tersebut, dan bukan hanya sekedar syal yang bisa di cetak dan
digunakan siapa saja. Perlu rangkaian kegiatan dengan penuh perjuangan untuk
dapat mengenakannya.
Pengkaderan puncak dari awal hingga sekarang sudah 14 tahun
selalu dilaksanakan di Hutan Lindung Gunung Tilu, yang berada di pojok
Kabupaten Kuningan (karena berbatasan dengan Berebes, dan Cilacap). Gunung Tilu adalah Hutan Lindung dengan
potensi sumberdaya alam yang melimpah seakan menjadi salah satu rumah bagi
RIMBAWAN UNIKU, tidak jarang kegiatan diadakan di sana, kegiatan sosial bersama
masyarakat, praktek mahasiswa bahkan beberapa penelitian sebagai tugas akhir
dilaksanakan di Gunung Tilu.
14 tahun adalah umur yang dianggap seharusnya RIMBAWAN lebih
dewasa lagi, semakin eksis dan terlibat dalam kegiatan pelestarian secara
langsung da tidak langsung. Kegiatan puncak RIMBAWAN yang ke 14 baru saja
dilaksanakan pada tanggal 15 November dan melahirkan lebih dari 50 RIMBAWAN
muda yang siap belajar untuk menjadi RIMBAWAN sejati dengan segala
kontribusinya terhadap kelestarian alam serta kesejahteraan masyarakat sekitar
hutan.
RIMBAWAN adalah orang yang memiliki dedikasi dan loyalitas
yang tinggi terhadap upaya melestarikan hutan dan lingkungan, yang diwujudkan
dengan tindakan nyata. Melihat definisi RIMBAWAN secara umum maka mahasiswa
yang menjadi RIMBAWAN ini tidak cukup hanya dengan belajar mengikuti
perkuliahan dan di masa depan bekerja sesuai dengan bidang, keinginan serta
kesempatan yang ada. Tidaklah mudah setelah menjadi RIMBAWAN itu, karena
RIMBAWAN dituntut untuk dapat memberikan aksi nyata bagi kelestarian hutan dan
lingkungan.
Mengerti dan memahami sebuah nama adalah penting, karena
dengan nama tersebut RIMBAWAN jangan sampai hanya bangga dan sombong dengan
nama tersebut. Secara umum di atas sudah jelas tentang apa yang menjadi
tanggung jawab seorang RIMBAWAN, lalu apakah mahasiswa harus takut menjadi
RIMBAWAN karena memiliki tanggung jawab yang besar, jawabannya tidak, karena
kita semua sebagai RIMBAWAN secara tidak langsung telah menjadi manusia yang
memiliki tugas mulia sesuai dengan yang diperintahkan oleh Tuhan demi kebaikan
alam beserta isinya.
14 tahun dirasa adalah waktu yang cukup untuk melihat ke
belakang, apakah kita ini sudah menjadi RIMBAWAN yang baik, apakah pengkaderan
kita sudah cukup baik untuk melahirkan RIMBAWAN muda yang selanjutnya tidak
pernah berhenti belajar dan memberikan nilai baik terhadap kelestarian hutan
dan lingkungan.
Banyak sistem dan proses yang dilakukan untuk melahirkan
RIMBAWAN di luar sana, dan semuanya memiliki alasan masing-masing dengan sistem
yang diterapkannya. Seperti militer (TNI) yang memiliki sistem pendidikan untuk
melahirkan seorang militer yang mampu membela Negara, maka TNI memiliki sistem
pendidikan yang keras dengan berbagai strategi yang melebihi sipil dalam
mempertahankan keutuhan Negara. Tentunya kita yang ingin melahirkan RIMBAWAN
harus melakukan sistem pendidikan yang dapat memacu dan mendorong RIMBAWAN agar
nantinya mampu memberikan pikiran, tenaga serta dukungannya dalam membangun dan
mempertahankan kelestarian hutan dan alam.
Tidak sedikit tentunya bidang yang perlu dipelajari lalu
dilakukan untuk dapat memberikan kontribusinya terhadap alam. Organisasi intra
ataupun ekstra kampus diharapkan dapat diikuti untuk dapat menambah ilmu,
keterampilan, kepekaan serta aksinya terhadap kelestarian lingkungan dan alam.
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan yang menjadi
salah satu bidang yang bagi kami dirasa penting dalam mempertahankan serta
memajukan kelestarian hutan dan lingkungan. Konservasi bukan selalu harus kita
berinteraksi dengan alam, namun konservasi adalah kompleks, yang tentu
berkaitan dengan, alam, sosial, budaya serta kesejahteraan.
Dengan konsep menyenangkan dan bermanfaat, konservasi
dianggap bidang yang tepat untuk dikembangkan bagi RIMBAWAN untuk memberikan
kontribusinya terhadap kelestarian alam. Kami segelintir orang yang tertarik
dan ingin menjadikan bidang konservasi ini bermanfaat bagi diri sendiri, hutan
dan lingkungan, sosial, budaya serta kesejahteraan masyarakat ini berusaha
untuk aktif melalui organisasi intra kampus yang tentunya tidak terlepas dengan
berjejaring dengan stakeholder yang terlibat dalam dunia konservasi secara
luas.
Tentu ini hanya sebagian kecil saja yang akan diberikan bagi
kelestarian lingkungan dan hutan, namun diharapkan sebuah aksi nyata dan bukan
sekedar konsep. Conservation Education Institute adalah nama yang disepakati
untuk menjadi organisasi intra kampus, learn, shared and action adalah semangat
bagi kami yang terus berusaha membangun organisasi kecil yang memiliki
keinginan besar ini.
Berbeda dengan RIMBAWAN melalui LKKR tentu CEI ini dibentuk
dengan tujuan hanya menjaring RIMBAWAN yang memiliki minat dan ketertarikan di
bidang konservasi. Dengan menjaga kesatuan dan persatuan RIMBAWAN, jelas
seseorang yang ingin bergabung dengan CEI ini harus telah mengikuti rangkaian
pengkaderan RIMBAWAN dan resmi diakui.
CEI dirancang dengan konsep mahasiswa belajar lebih ekstra
di bidang konservasi, berjejaring dengan stakeholder (organisasi konservasi
termasuk pemerintahan), berbagi dengan masyarakat umum, dan beraksi untuk hutan
dan lingkungan serta masyarakat sekitar hutan. Mulai dari hal kecil seperti
belajar, berdiskusi dengan sesama dan pihak lain, menjalin komunikasi serta
kerja sama terutama dibidang konservasi, menyatu dengan masyarakat sekitar
hutan serta kegiatan di lapangan baik untuk sendiri, hutan, ataupun masyarakat.
Niat sederhana ini tentunya bukan suatu yang mudah untuk
dilaksanakan, namun sejak kapan akan dimulai adalah hal penting yang harus
segera diwujudkan, karena kosep, keinginan, ide dan hal lainnya akan lebih
maksimal dan bermanfaat bila diorganisir dengan baik oleh sebuah organisasi.
Bila berbicara cukup atau tidak cukupnya LKKR sebagai puncak pengkaderan RIMBAWAN, tentu bukan perkara mudah untuk menjawab pertanyaan ini, namun perasaan tidak cukup akan lebih baik ketika kita menanggapi hal tersebut dengan mengisi dan membuat diri kita sendiri menjadi cukup dan lebih baik. CEI bukan satu-satunya solusi bagi kami sendiri, karena masih sangat banyak bidang dan organisasi intra ataupun ekstra yang dapat menambah kapasitas kita sebagai RIMBAWAN.
Semoga perjalanan CEI dilancarkan, dimudahkan serta sesuai dengan tujuan dan tanggung jawab kami sebagai RIMBAWAN terhadap hutan dan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.
Semoga perjalanan CEI dilancarkan, dimudahkan serta sesuai dengan tujuan dan tanggung jawab kami sebagai RIMBAWAN terhadap hutan dan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.
Salam RIMBAWAN . . . . !
5 komentar:
Mantap :D
Salam lestari..
Mantap
Mantap
Posting Komentar